Game adalah suatu permainan yang bisa dimainkan sendiri atau bersama orang lain (mabar). Mungkin, kita biasa ngegame untuk mengisi waktu luang atau sebagai hiburan hiburan. Game bisa dimainkan oleh semua kalangan usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan langsia. Yang penting mereka sudah mampu dan mengenalnya.
Bagi sebagaian orang, game adalah salah satu cara untuk menghilangkan keresahan atau ajang mencapai kepuasan (reward). Tidak jarang kita temui, orang yang sudah kecanduan bermain game, mereka rela-rela menghabiskan uang untuk top up game yang disukainya, agar bisa pamer dan makin semangat mainnya. Namun, mirisnya sasaran game kebanyakan ialah para remaja. Para remaja yang katanya sang pelanjut bangsa dan negeri ini.
Berdasarkan hasil wawancara, orang tua di jaman sekarang merasa sangat bersyukur karena katanya mereka pernah merasakan nikmatnya masa luang, tanpa bermain handphone. Mereka merasa berbeda dengan anak jaman sekarang. Masa kecil mereka dulu hanya kebanyakan bermain permainan yang menguras banyak tenaga, seperti bermain layang-layang, kelereng, kartu, karet, menjelajah di jalanan, bahkan main masak-masak.
Namun seiring berkembangnya zaman, teknologipun makin menjadi jadi, dulunya hanya bisa menelfon dan SMS, kini sudah bisa dengan Videocall. Wahh, emang itu hal yang luar biasa dan sangat bagus. Namun, disisi itu juga tentu memiliki dampak besar dan mengurangi interaksi kita dengan yang lain.
Nyatanya, remaja jaman dulu selalu bermain diluar bersama teman-temannya, sahabatnya, keluarganya dan tetangganya hingga larut malam tiba dipekarangan area yang tidak jauh dari rumah mereka. Namun entah mengapa hal tersebut sudah menjadi sesuatu yang sulit ditemukan lagi. Padahal hal tersebut mampu membangun interaksi yang baik antar satu dengan yang lain.
Saat ini, entah permainan modern apalagi tradisional, perlahan mulai menghilang. Sudah sangat sulit kita temukan, dimana ada anak kecil yang bermain offline bersama temannya ketika ia sudah mengenal HP, ada sih tapi jarang. Palingan main gamenya dirumah masing-masing. Ditambah lagi, situasi yang kini seluruh dunia hadapi, yaitu kita semua belum bebas dari wabah virus corona.
Kebanyakan orang kalau ditanya kenapa ia bermain game online? Tentu jawabannya sama seperti yang sudah disinggung pada bagian awal artikel ini. Namun, sebenarnya ada alasan yang lebih spesifik. Game online itu sangat seru, yah itu pasti. Semua pasti ada alasan dimana kita melakukan sesuatu, dan kebanyakan beralasan “karena bermain game itu selain sebagai hiburan, ia juga sebagai cara untuk mencapai reward sebanyak banyaknya untuk diri sendiri dan mengisi waktu luang”.
Ustaz Abdul Somad menjelaskan pandangannya tentang fenomena candu bermain game seperti saat ini. Ia menjelaskan tiga hal terkait kecanduan game, yakni :
- Bermain game itu yang pertama menghilangkan waktu mubazir
- Yang kedua menunda salat
- Yang ketiga kalau mau melihat kualitas seorang muslim apanya yang dilihat? pakaiannya? bajunya? apanya yang dilihat? Yahh kata beliau, kalau mau melihat kualitas keislaman seorang bagaimana dia meninggalkan perbuatan yang tak penting.
Kata-kata waktu luang ialah hal yang sering diabaikan oleh seseorang. Yang dimana waktu luang itu sebenarnya bisa kita gunakan untuk hal yang lebih produktif, malah banyak dihabiskan dengan menatap layar HP sambil rebahan. Bukannya bermanfaat bagi sekitar, namun hanya menjadi beban…
Sebagian orang menanggap bahwa Waktu itu adalah uang..Ohh, Noo.. Itu seharusnya tak berlaku.. Karena yang idealnya ialah Waktu adalah ibadah. Yahhh, karena kita seorang muslim yang tujuan diciptakan kita untuk beribadah. Dan, jangan salah yahh. Ibadah bukan hanya perkara, sholat, puasa, zakat, haji, infak, atau ibadah ritual lainnya. Tapi, belajar juga adalah ibadah jika kita belajar dengan niat tulus karena Allah. Bekerja juga ibadah jika pekerjaan kita bukan hanya ingin aspek dunia, tapi juga untuk mencapai ridho Allah dan berbagai aspek kebaikan lainnya yang intinya niatkan lillahi taala.
Dunia kita kejar, yah mungkin dapat sih. Tapi, akhiratnya bagaimana? Belum tentu. Namun sebaliknya, aspek akhirat kita dapat pasti dunia juga ngikut.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Terjemahnya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S Az-Zariyat: 56)
Melansir Hello Sehat, menyatakan bahwa bermain game ini bisa merusak mata. Sebab mata manusia tidak mempunyai proteksi yang cukup dari paparan sinar biru, baik yang berasal dari sinar matahari maupun peralatan elektronik.
Riset dari Harvard juga membuktikan bahwa sinar biru telah lama diidentifikasikan sebagai sinar yang paling berbahaya bagi retina.
Hmm.. secara kesehatan cukup membahayakan juga yah teman-teman..
Dan tidak hanya berbahaya dari sisi kesehatan, namun bermain game juga dapat menimbulkan kecanduan kan??.. Yups, candu dapat timbul ketika kita keseringan melakukan hal yang sama, apalagi hal yang membuat perasaan kita senang. Kecanduan game ini membuat kita merasakan tidak nyaman karena mungkin kita sadar bahwa itu menghabiskan uang dan waktu, tapi nyatanya kita tetap mau terus. hmm..
Selayaknya karena usia yang makin hari makin tua, maka seharusnya kita harus mulai untuk selalu berfikir dewasa. Apa sih yang kita cari dari game? Bagaimana cara dapat uang (hmm, kalau gamers.. Yah tidak tertarik), dan pertanyaan mendasar lainnya. Kita berfikir untuk sukses diusia muda, eh caranya gimana toh? Kerjanya kita cuman rebahan menikmati pertempuran dengan musuh. Emang benar bahwa sukses bukanlah perkara kita pintar atau bodoh dalam pelajaran, namun perkara kerja keras, pintar melihat peluang, mengembangkannya, lalu konsisten atas hal tersebut.
Kita seharusnya sudah menyadari tentang bagaimana kehidupan online. Game akan selalu menuntut untuk kita bisa memainkannya, sebenarnya ini hanya perkara marketing. Bukan hanya game, baik itu instagram, whatsapp, facebook, gmail, dll.. Berusaha menarik perhatian kita dan terus untuk menggunakannya. Yah, seperti salah satu film Dokumenter “The Soccial Dilema” yang bercerita tentang dampak sosial media. Dimana para ahli yang membuat facebook, youtube, atau aplikasi lainnya. Mereka menjelaskan tentang algoritma yang bertujuan untuk merayu kita agar selalu menggunakannya. Misal, fitur scrool instagram.. Yang membuat kita candu tentang berita terbaru, sehingga kita akan merasa butuh itu terus dan sulit melupakannya.
Nahh, begitu banyak bukan hal negatif yang didapatkan dari bermain game? emang ada juga dampak positifnya, seperti kita tidak menjadi pribadi yang gagap terknologi, pandai berbahasa asing, dan lain sebagainya. Namun dampak buruknya ternyata begitu banyak dan tidak seimbang dengan dampak positif yang dihasilkan..
Jadi?? Masih yakin untuk tetap dipermainkan oleh rasa candu?
Hmmm…
Kamu Nanya? Bagaimana Cara Untuk Mengatasi Candu Tersebut?
Berikut ini beberapa tips cara untuk berusaha menghilangkan rasa candu dalam bermain game online :
- Memperbanyak aktivitas nyata, dengan bersosialisasi bersama keluarga atau berolaraga.
Tak jarang kita temu orang yang karena kesibukan organisasi, mereka sering melupakan waktu untuk me time seperti bermain game. Maka, perbanyaklah bermain di dunia nyata kawan..
- Menanamkan keinginan untuk sukses secara nyata.
Yah, semua orang tahu bahwa orang berproses untuk mencapai kesuksesan. Namun apa yang kita tanam hari ini pada diri kita, maka itu pulalah yang akan kita tuai nantinya. Kalau yang kita tanam hanya untuk sekedar kesenangan kita semata, maka tidak ada jaminan untuk kita mampu menuai hasil untuk orang lain di hari tua nanti.
- Membuat aktivitas bermanfaat secara rutin dalam 68 hari
Yupss.. Awalnya mungkin sulit, bagi mereka yang sudah kecanduan. Tapi, ketika kita ingin membentuk kebiasaan baru. Hal yang harus kita lakukan adalah membiasakan hal yang baru pula. Coba 68 hari berhenti, Insya Allah akan tidak kecanduan lagi. Yah, perlahan saja, namun terus ditingkatkan targetnya. Selain itu, cari pengganti kesenanganmu, usahakan bisa berpahala dan berpenghasilan.
Sebagai penutup, bahwa game itu boleh-boleh saja, selama masih batas kewajaran. Tapi, jika sudah kelewatan, itu bermasalah namanya. Jadikan itu hanya sebagai hiburan sementara, lalu coba bergerak untuk mencari hal yang bisa lebih bermanfaat. Jika ingin berhenti main game, tanamkan niat yang kuat dan konsisten atas niat itu. Semoga kita bisa menjadi orang yang senantiasa produktif dan menjadi yang terbaik buat sekitar.
Penulis: Nur Hikmah
(Koordinator HUMAS IPMI Makassar)

Tinggalkan Balasan