Bukti dan Tanda Cinta kepada Nabi

Mencintai nabi merupakan kewajiban setiap muslim. Semuanya mengakui dan ingin mencintai beliau Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam. Maka untuk meyakinkannya diperlukan bukti dan tanda sebagai tolok ukur kebenaran pengakuan cinta, sebab bila pengakuan tidak diwujudkan dengan bukti maka apa artinya sebuah pengakuan? Karena tidak semua pengakuan cinta dianggap benar, kecuali jika diwujudkan dengan bukti dalam kehidupan sehari-hari sehingga pengakuan tersebut dapat disebut sebagai cinta yang hakiki.
Semakin banyak memiliki bukti dan tanda maka semakin tinggi dan sempurna kecintaan kepada Nabi Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam.

Yuk simak beberapa tanda dan bukti cinta kepada nabi berikut ini:
1) Mencontoh dan Menjalankan Sunnah Beliau
Mencontoh dan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam, berjalan di atas manhaj beliau, berpegang teguh serta mengikuti seluruh pernyataan dan perbuatan beliau, merupakan awal tanda cinta kepadanya. Seseorang yang benar mencintai Rasulullah ialah orang yang mengikuti Rasulullah secara lahiriyah dan batiniyah serta selalu menyesuaikan perkataan dan perbuatannya dengan sunnah beliau Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an yang mulia,
“Katakanlah (Muhammad), “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”(QS. Ali-Imran: 31).

2) Banyak Mengingat dan Menyebut Beliau
Orang yang mengaku cinta tentu akan banyak mengingat dan menyebut-nyebut yang dicintainya itu, hal tersebut menjadi sebab tumbuh dan berkesinambungannya cinta, yang dimaksud dengan banyak mengingat dan menyebut Rasulullah di antaranya:
a. Senantiasa menyampaikan salam dan shalawat kepada beliau Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam, untuk mengamalkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya,
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Faathir: 58)
b. Menyebut keutamaan dan kekhususan sifat, akhlak, dan perilaku utama yang Allah berikan kepada beliau, sehingga menjadikan beliau Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam sebagai contoh atau suri tauladan dalam menjalankan kehidupan.
c. Bersikap santun dan beradab dengan beliau Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam, baik dalam menyebut nama atau memanggilnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Janganlah kamu menjadikan panggilan rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian yang lain. Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya) maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahNya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (QS. An-Nur 63)

3) Senantiasa Rindu dan Berharap dapat Berjumpa dengan Beliau, Walau Harus Membayarnya dengan Harta dan Keluarga.
Tanda kecintaan ini dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam dalam sabda beliau,
“Di antara ummatku yang paling mencintaiku adalah orang-orang yang hidup setelahku. Salah seorang dari mereka sangat ingin melihatku, walaupun menebusnya dengan harta dan keluarganya.“ (HR. Muslim)

Juga dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda: ”Demi Dzat, yang jiwa Muhammad di tanganNya (Allah) pasti akan datang salah seorang dari kalian satu waktu, dan tidak melihatku, kemudian melihat aku lebih ia cintai dari keluarga dan hartanya.” (HR. Muslim)
4) Mencintai Orang yang Dicintai Rasulullah
a. Ahli baitnya (kerabatnya)
b. Para istri beliau
Allah telah memebedakan istri-istri Rasulullah dengan wanita yang lain sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Ahzab ayat ke 32
“Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita-wanita yang lain.”

Allah menjadikan istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam sebagai ibu kaum mukminin di dalam firman-Nya,
”Dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka…” (QS. Al-Ahzab: 6)

Keutamaan istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam juga tergambar dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surah Al-Ahzab ayat ke 53 yang menyebutkan haramnya menikahi mereka setelah Nabi Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam wafat.

“…dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat.“ (QS. Al-Ahzab: 53)
c. Para sahabat beliau
Imam Al-Baihaqi menyatakan, termasuk kecintaan kepada Nabi Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam yaitu mencintai para sahabat beliau karena Allah telah memuji mereka dalam firman-Nya yang artinya:

“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Fath: 29)

5) Membenci orang yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya
Memusuhi orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Menjauhi orang yang menyelisihi sunnahnya dan berbuat bid’ah dalam masalah agama, dan merasa berat atas semua perkara yang menyelisihi syari’at. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Dia. Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.” (QS. Al-Mujadalah: 22)

Demikianlah beberapa tanda dan bukti perwujudan cinta kepada nabi kita, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita untuk dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: Rifqatussa Diyah Kasim
Editor: Rezki Novela

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *