Idul Fitri merupakan salah satu hari besar umat Islam. Setelah berpuasa sebulan penuh, siang hari menahan diri dari makan, minum, dan syahwat, malam hari menunaikan shalat Tarwih berjamaah, maka tibalah hari yang dinanti, hari raya Idul Fitri. Dari sisi bahasa ied artinya sesuatu yang kembali artinya yaitu satu hari yang akan berulang kembali setiap tahun.
Setelah sebulan penuh jiwa dan fisiknya dilatih melalui ibadah puasa maka sekarang tibalah masa pembuktian. Apakah latihan selama sebulan penuh itu berbuah atau kah tidak? Apakah membekas pada diri? Berhakkah kita mendapatkan gelar muttaqin yang seperti diharapkan. Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu bershiyam sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.“ (QS. Al-baqarah :183)
Perlu diingat selapas bulan ramadhan bukan berarti tiba masa balas dendam untuk melampiaskan, seperti yang dibayangkan oleh sebagian besar umat muslim. Bahkan dengan tibanya hari ied ini, seharusnya lebih menguatkan semangat kita dalam melakukan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Berikut ini adalah beberapa sunnah nabi yang berkaitan dengan hari yang agung ini.
Mandi dan berhias diri sebelum berangkat shalat ‘ied
Salah satu sunnah nabi pada hari ‘ied, yaitu mandi sebelum berangkat menunaikan shalat ‘ied. Hendaklah memperbaiki penampilan dan mengenakan pakaian yang bagus saat menghadiri shalat ‘ied. Begitulah yang dilakukan oleh para salaf, seperti Abdullah bin umar ra, beliau mandi sebelum berangkat kelapangan, begitu pula para tabi’in.
Diriwayatkan dalam kitab shahihain, dari Abdullah bin umar “ Umar membeli jubah yang terbuat dari sutera yang dijual dipasar, ia membawanya kepada Rasulullah dan berkata”Wahai Rasulullah ambillah jubah ini untuk berhias diri pada hari ‘ied dan menyambut utusan-utusan” Rasulullah berkata “Sesungguhnya, ini adalah pakaian orang-orang yang tidak mendapat bagian disurga” (HR. Bukhari)
Ibnu Qudamah mengatakan “Hadits ini menunjukkan, bahwa berhias diri pada kesempatan-kesempatan tersebut yakni pada hari jumat, ‘ied dan saat menyambut utusan-utusan adalah perkara yang sudah mahsyur dikalangan mereka”
Dari hadis diatas juga dapat dipetik bahwa menghadiri shalat ‘ied dianjurkan menggunakan pakaian yang bagus.
Makan sebelum berangkat shalat
Sebelum berangkat kelapangan untuk shalat pada hari ‘ied, dianjurkan agar makan terlebih dahulu. Dan sebaiknya memakan kurma, seperti diriwayatkan dalam hadits shahih Al bukhari dan hadist anas bin malik, ia berkata
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berangkat shalat pada hari ‘ied hingga beliau makan beberapa buah kurma”
Disunnahkan memakanya dalam jumlah ganjil, seperti disebutkan dalam riwayat lain dari anas bin malik bahwasanya Rasulullah tidak berangkat shalat ‘ied pada hari raya ‘ied fitri hingga beliau makan kurma sebanyak tiga atau lima atau tujuh buah.
Jika tidak ada kurma dibolehkan makanan yang lain, namun diutamakan yang manis-manis seperti madu dan sejenisnya atau kalau tidak ada makanan sama sekali maka minum air juga sudah mencukupinya.
Dalam sebuah atsar yang sahih dari abdullah bin abbas ia berkata “jika kalian sanggup tidak berangkat shalat Idul Ftri sebelum memakan makanan maka lakukanlah.”
Jangan lewatkan sunnah yang satu ini wahai saudaraku persipakanlah makanan dipagi hari sebelum beranhkat shalat Idul Fitri.
Ajaklah keluarga dan kaum wanita untuk menghadirinya.
Rasulullah telah memerintahkan wanita untuk keluar menghadiri shalat ‘ied Ummu athiyyah berkata:”kami diperintahkan-yakni oleh nabi SAW untuk membawa serta para gadis yang sudah baligh dan gadis-gadis yang berada dalam pingitan pada hari ‘ied. Sehinnga mereka bisa menyaksikan jama’ah kaum musliminin dan do’a mereka dan wanita yang sedang haidh menjauhi tempat shalat.”
Dalam riwayat lain disebutkan
“kami diperintahkan agar ikut serta pada hari ‘ied.demikian pula para gadis yang berada dalam pingitan.beliau juga memerintahkan wanita haidh untuk keluar namun hendaknya mereka mengambil tempat dibelakang tempat shalat dan ikut bertakbir bersama kaum muslimin”
Dalam riwayat lain disebutkan, ada seorang perempuan berkata,
“Wahai Rasulullah salah seorang diantara kami tidak memiliki jilbab? Rasulullah berkata “hendaklah saudaranya yang lain meminjamkan jilbab untuknya”
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah menyebutkan alasanya “ Agar mereka dapat menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslimin”
Berjalan kaki menuju lapangan tempat shalat ‘ied
Dianjurkan keluar menuju lapangan shalat’ied dengan berjalan kaki.bila memungkinkan dan tidak memberatkan. Jika memberatkan maka boleh dengan mengendarai kendaraan. Dalam mursal Az zuhri disebutkan, bahwa Rasulullah tidak mengendarai kendaraan saat menuju tempat shalat ‘ied dan saat mengantar jenazah.
Telah disebutkan atsar dari sa’id bin al musayyib “sunnah ‘iedul fitri ada tiga yaitu berjalan kaki menuju lapangan tempat sahalat, makan sebelum berangkat dan mandi.” Berjalan kaki menuju lapangan tempat pelaksanaan shalat ‘ied dapat menghidupkan syi’ar hari yang agung ini. Namun patut kita sesalkan sunnah nabi yang satu ini seakan telah dilupakan ileh kaum muslimin. Maka dari itu, marilah kita hidupkan kembali sunnah nabi ini.
Mengumandangkan takbir
Satu lagi sunnah nabi yang ditinggalkan kaum muslimin, yaitu bertakbir dengan mengangkat suara mulai dari keluar rumah hingga imam tiba ditempat shalat ‘ied.
Imam Syu’bah bertanya kepada al hakam dan hammad “apakah aku bertakbir saat keluar menuju tempat shalat?” mereka menjawab “ya”
Adapun lafazh takbir telah diriwayatkan dari sebagian sahabat di antaranya adalah takbir “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha illallahu, Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamd”( Artinya: Allah maha besar, Allah maha besar, Tidak ada ilah ( yang berhak disembah) selain Allah. Allah maha besr, maha besar Allah segala pujain hanayalah milikNya)
Berangkat dengan melewati satu jalan dan kembali lewat jalan yang lain.
Ketika kembali dari shalat ‘ied disunnahkan mengambil jalan lain, selain jalan yang dilalui ketika berangkat, berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan jabir ra, ia berkata “Bahwasanya Rasulullah pada hari ‘ied mengambil jalan lain selain jalan yang dilalui pada saat berangkat”
Memberi ucapan selamat
Boleh mengucapkan selamat hari ‘ied kepada kamu muslimin pada hari yang berbahagia ini. Sebagaimana yang diriwayatkan dari sahabat dan tabi’in seperti Abu umamah Al bahili dan lainya. Mereka mmengucapkan “Taqabballahu minna wa minkum” ( semoga Allah menerima Amalan kita semua)
Sambutlah hari ‘ied dengan ketaatan dan kesederhanaan.
Sambutlah hari yang agung ini dengan ketaatan dan kesederhanaan, tidak mubazir dan melampaui batas baik dalam hal makanan, pakaian, atau yang lainya.Allah berfirman yang artinya “ Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syetan, dan syetan itu adalah sangat inkar kepada Rabbnya ( Qs. Al isra 26-27)
Dalam ayat lain Allah berfirman “Hai anak adam pakailah pakaianmu yang indah setiap memasuki masjid, makan dan kinumlah dan jangan berlebih-lebihan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (Qs. Al an’am 31)
Semoga kita termasuk hamba yang bertaqwa dan memperoleh ampunan setelah sebulan penuh melaksanakan ibadan puasa. Jangan lupa pula mengerjakan puasa syawal enam hari, untuk memperoleh kesempurnaan dari amal puasa yang kita lakukan pada bulan Ramadhan. Rasulullah bersabda “Barang siapa yang berpuasa pada bulan ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari pada bulan syawal, maka seolah ia telah berpuasa sethun penuh”
Demikianlah beberapa sunnah nabi yang dapat kita amalkan di hari raya Idul Fitri semoga kita semua dapat mengamalkanya.
Penulis: Rifqatussa Diyah Kasim
Editor: Mildha
Tinggalkan Balasan